Awal mula pendiri kerajaan di tatar sunda
DEWAWARMAN
Tidak bisa dipungkiri bahwa awal mula kerajaan di Tatar Sunda berdiri tidak luput dari keturunan India, Salakanagara yang berdiri tahun 130 Masehi yang dalam Naskah Wangsakerta dimaknai sebagai negeri perak, konon juga tertulis dalam karya yang berjudul Geographia yang ditulis oleh Klaudius Ptolemaeus (Ptolemeus) mengenai sebutan Argyre. Penguasa pertama yang berkuasa adalah Aki Tirem, konon memiliki kesaktian luar biasa, namun pada saat itu Aki Tirem bukanlah raja melainkan penguasa yang berpengaruh.
Dewawarman ("Tiao-Pien", "Dewawarman I", "Prabu Darmalokapala Dewawarman Haji Raksa Gapura Sagara") yang diperkirakan meninggal pada 168 M merupakan pemimpin dari sebuah ekpedisi perdagangan dinasti Pallawa dari India[butuh rujukan] yang kemudian memperistri Dewi Pohaci Larasati, putri dari Aki Tirem. Hal ini menyebabkan pengikut serta pasukan yang dibawa Dewawarman ikut menikahi wanita Banten dan memutuskan untuk tidak kembali ke India. Dewawarman kemudian mewarisi kekuasaan dari Aki Tirem setelah wafatnya Aki Tirem, dan pada tahun 130 inilah Dwawarman mempelopori terbentuknya sebuah kerajaan pertama di Nusantara dengan tahta yang akan diwariskan secara turun temurun.
Berikut daftar nama raja-raja yang memerintah Kerajaan Salakanagara berdasarkan Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara adalah:
130-168 M Dewawarman IPrabu Darmalokapala Aji Raksa Gapura SagaraPedagang asal Bharata
168-195 M Dewawarman II Prabu Digwijayakasa DewawarmanputraPutra tertua Dewawarman I
195-238 M Dewawarman III Prabu Singasagara Bimayasawirya Putra Dewawarman II
238-252 M Dewawarman IV Menantu Dewawarman II, Raja Ujung Kulon
252-276 M Dewawarman V Menantu Dewawarman IV
276-289 M Mahisa Suramardini Warmandewi Putri tertua Dewawarman IV & istri Dewawarman V, karena Dewawarman V gugur melawan bajak laut
289-308 M Dewawarman VI Sang Mokteng Samudera Putra tertua Dewawarman V
308-340 M Dewawarman VII Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati Putra tertua Dewawarman VI
340-348 M Sphatikarnawa Warmandewi Putri sulung Dewawarman VII
348-362 M Dewawarman VIII Prabu Darmawirya Dewawarman Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa, raja terakhir Salakanagara
Mulai 362 M Dewawarman IX Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara
***Raja – raja Salakanagara dari mulai Dewawarman I nepi ka Dewawarman IX riwayatna mung sakedik atanapi ampir teu acan kapendak kumaha sareng dimana aranjeuna janten raja ( anu uninga diantos pedaranana.cag)
Kerajaan bawahan Salakanagara
Salakanagara membawahi kerajaan-kerajaan kecil, yang didirikan oleh orang-orang yang berasal dari dinasti Dewawarman (raja-raja yang memerintah Salakanagara). Kerajaan yang menjadi bawahan Salakanagara antara lain:
Kerajaan Ujung Kulon
Kerajaan Ujung Kulon berlokasi di wilayah Ujung Kulon dan didirikan oleh Senapati Bahadura Harigana Jayasakti (adik kandung Dewawarman I). Saat kerajaan ini dipimpin oleh Darma Satyanagara, sang raja menikah dengan putri dari Dewawarman III dan kemudian menjadi raja ke-4 di Kerajaan Salakanagara. Ketika Tarumanagara tumbuh menjadi kerajaan yang besar, Purnawarman (raja Tarumanagara ke-3) menaklukkan Kerajaan Ujung Kulon. Akhirnya Kerajaan Ujung Kulon menjadi Kerajaan bawahan dari Tarumanagara. Lebih dari itu, pasukan Kerajaan Ujung Kulon juga ikut membantu pasukan Wisnuwarman (raja Tarumanagara ke-4) untuk menumpas pemberontakan Cakrawarman.
Kerajaan Tanjung Kidul
Kerajaan Tanjung Kidul beribu kota Aghrabintapura (Sekarang termasuk wilayah Cianjur Selatan). Kerajaan ini dipimpin oleh Sweta Liman Sakti (adik ke-2 Dewawarman I).
Pengaruh dari India
Pendiri Salakanagara, Dewawarman, merupakan seorang duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan putri penghulu setempat, sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Salankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai Magada. Sementara Kerajaan Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.cag
Komentar
Posting Komentar